Strategi untuk Mempersiapkan Otak Anda untuk Belajar

by Admin
17 menit
Strategi untuk Mempersiapkan Otak Anda untuk Belajar

Belajar adalah proses yang kompleks dan menantang yang melibatkan banyak faktor, seperti motivasi, konsentrasi, ingatan, pemahaman, dan aplikasi. Belajar tidak hanya terjadi di sekolah atau universitas, tetapi juga di tempat kerja, di rumah, atau di mana saja kita ingin meningkatkan keterampilan atau pengetahuan kita. Namun, belajar tidak selalu mudah atau menyenangkan. Kadang-kadang kita merasa bosan, lelah, bingung, atau frustrasi saat belajar. Bagaimana kita bisa mengatasi tantangan ini dan belajar dengan lebih efektif dan efisien serta bagaimana teknik belajar yang efektif?

Salah satu kunci untuk belajar dengan baik adalah mempersiapkan otak kita untuk belajar. Otak kita adalah organ yang luar biasa yang bertanggung jawab atas semua proses mental dan perilaku kita. Otak kita juga dapat berubah dan berkembang sepanjang hidup kita melalui neuroplastisitas, yaitu kemampuan otak untuk membentuk koneksi baru antara sel-sel saraf (neuron) sebagai respons terhadap pengalaman baru. Neuroplastisitas memungkinkan kita untuk belajar hal-hal baru dan meningkatkan fungsi otak kita.

Namun, neuroplastisitas tidak terjadi secara otomatis atau tanpa usaha. Kita perlu merangsang otak kita dengan cara yang tepat agar dapat belajar dengan optimal. Ada beberapa strategi kritis yang dapat mempersiapkan otak kita untuk belajar dengan baik, yaitu:

  • Menetapkan tujuan belajar yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu (SMART).
  • Menggunakan retrieval practice atau latihan pengambilan informasi dari ingatan jangka panjang.
  • Menyebarkan waktu belajar kita dengan menggunakan jadwal ulangan yang bervariasi.
  • Menggunakan teknik elaborasi atau penjelasan lebih lanjut tentang materi belajar.
  • Menggunakan teknik interleaving atau bergantian antara topik atau jenis soal yang berbeda.
  • Menggunakan teknik visualisasi atau membayangkan konsep atau situasi yang berkaitan dengan materi belajar.

Mari kita bahas masing-masing strategi ini secara lebih detail.

Menetapkan Tujuan Belajar yang SMART

Tujuan belajar adalah pernyataan tentang apa yang ingin kita capai dalam proses belajar. Tujuan belajar dapat membantu kita untuk:

  • Meningkatkan motivasi dan komitmen kita untuk belajar.
  • Meningkatkan fokus dan konsentrasi kita saat belajar.
  • Meningkatkan rasa percaya diri dan kepuasan kita saat mencapai tujuan.
  • Meningkatkan refleksi dan evaluasi diri tentang kemajuan dan hasil belajar.

Namun, tidak semua tujuan belajar sama efektifnya. Beberapa tujuan belajar terlalu umum, tidak jelas, tidak realistis, tidak relevan, atau tidak memiliki batas waktu. Contoh tujuan belajar yang kurang baik adalah:

  • Saya ingin pintar matematika.
  • Saya ingin lulus ujian besok.
  • Saya ingin menguasai semua materi pelajaran.

Tujuan belajar yang seperti ini tidak memberikan arah, standar, atau kriteria yang jelas untuk mengukur kemajuan atau hasil belajar kita. Tujuan belajar yang seperti ini juga tidak memberikan dorongan atau tantangan yang cukup untuk merangsang otak kita untuk belajar.

Oleh karena itu, kita perlu menetapkan tujuan belajar yang SMART, yaitu:

  • Spesifik: Tujuan belajar harus jelas dan spesifik tentang apa yang ingin kita capai, bagaimana cara mencapainya, dan mengapa itu penting. Contoh: Saya ingin meningkatkan nilai matematika saya dari 70 menjadi 80 dengan mempelajari rumus-rumus dan mengerjakan latihan soal setiap hari selama dua minggu karena saya ingin mendapatkan beasiswa.
  • Terukur: Tujuan belajar harus dapat diukur dengan menggunakan angka, persentase, skala, atau indikator lain yang objektif. Contoh: Saya ingin meningkatkan nilai matematika saya dari 70 menjadi 80.
  • Dapat dicapai: Tujuan belajar harus realistis dan sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang kita miliki. Tujuan belajar tidak boleh terlalu mudah atau terlalu sulit. Contoh: Saya ingin meningkatkan nilai matematika saya dari 70 menjadi 80, bukan dari 70 menjadi 100 atau dari 70 menjadi 50.
  • Relevan: Tujuan belajar harus relevan dengan kebutuhan, minat, dan aspirasi kita. Tujuan belajar harus sesuai dengan tujuan jangka panjang kita. Contoh: Saya ingin meningkatkan nilai matematika saya dari 70 menjadi 80 karena saya ingin mendapatkan beasiswa, bukan karena orang tua atau guru saya memaksa saya.
  • Berbatas waktu: Tujuan belajar harus memiliki batas waktu yang jelas dan spesifik kapan tujuan tersebut harus dicapai. Batas waktu dapat berupa tanggal, minggu, bulan, atau tahun. Contoh: Saya ingin meningkatkan nilai matematika saya dari 70 menjadi 80 dalam dua minggu.

Dengan menetapkan tujuan belajar yang SMART, kita dapat mempersiapkan otak kita untuk belajar dengan lebih terarah, terstruktur, dan termotivasi.

Menggunakan Retrieval Practice

Retrieval practice adalah strategi belajar yang melibatkan pengambilan informasi dari ingatan jangka panjang tanpa melihat kembali materi belajar. Retrieval practice dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

  • Menjawab pertanyaan atau kuis tentang materi belajar.
  • Menulis ringkasan atau outline tentang materi belajar.
  • Mengajukan pertanyaan sendiri tentang materi belajar dan mencoba menjawabnya.
  • Mengajarkan materi belajar kepada orang lain atau diri sendiri.
  • Membuat flashcard atau kartu ingatan tentang materi belajar.

Retrieval practice dapat membantu kita untuk:

  • Meningkatkan ingatan jangka panjang kita tentang materi belajar.
  • Meningkatkan pemahaman kita tentang materi belajar.
  • Meningkatkan transfer pengetahuan kita ke situasi baru atau berbeda.
  • Meningkatkan metakognisi atau kesadaran kita tentang apa yang kita tahu dan tidak tahu.

Retrieval practice bekerja dengan cara memperkuat jalur saraf di otak kita yang terkait dengan materi belajar. Setiap kali kita mengambil informasi dari ingatan jangka panjang, kita membuat jalur saraf tersebut lebih stabil dan mudah diakses di masa depan. Retrieval practice juga membantu kita untuk mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan kita dan mengisi kesenjangan tersebut dengan mengulang atau mencari informasi yang hilang.

Retrieval practice berbeda dengan review atau ulasan, yaitu teknik belajar yang melibatkan melihat kembali materi belajar tanpa mencoba mengingatnya. Review dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

  • Membaca ulang catatan atau buku teks tentang materi belajar.
  • Mendengarkan ulang rekaman atau video tentang materi belajar.
  • Menyoroti atau menggarisbawahi bagian penting dari materi belajar.

Review dapat membantu kita untuk:

  • Meningkatkan ingatan jangka pendek kita tentang materi belajar.
  • Meningkatkan keterpaparan kita terhadap materi belajar.
  • Meningkatkan keterampilan membaca atau mendengarkan kita tentang materi belajar.

Namun, review tidak cukup untuk mempersiapkan otak kita untuk belajar dengan baik. Review hanya mengaktifkan jalur saraf di otak kita yang terkait dengan materi belajar, tetapi tidak memperkuatnya. Review juga dapat menimbulkan ilusi kompetensi, yaitu kesan bahwa kita sudah menguasai materi belajar padahal sebenarnya tidak. Review juga tidak membantu kita untuk mengaplikasikan pengetahuan kita ke situasi baru atau berbeda.

Oleh karena itu, kita perlu menggunakan retrieval practice sebagai teknik belajar utama kita, dan menggunakan review sebagai teknik belajar pendukung. Retrieval practice lebih sulit dan menantang daripada review, tetapi juga lebih efektif dan bermanfaat untuk belajar.

Menyebarkan Waktu Belajar Kita

Waktu adalah faktor penting dalam belajar. Waktu menentukan kapan, berapa lama, dan seberapa sering kita belajar. Waktu juga menentukan seberapa baik kita dapat mengingat dan memahami materi belajar. Salah satu strategi kritis untuk mempersiapkan otak kita untuk belajar adalah menyebarkan waktu belajar kita dengan menggunakan jadwal ulangan yang bervariasi.

Menyebarkan waktu belajar kita berarti tidak belajar dalam satu waktu yang panjang dan intensif, tetapi membagi waktu belajar kita menjadi beberapa sesi yang lebih pendek dan terpisah. Contoh menyebarkan waktu belajar adalah:

  • Belajar selama 30 menit setiap hari selama seminggu daripada belajar selama 3,5 jam dalam satu hari.
  • Belajar selama 10 menit setiap jam selama 5 jam daripada belajar selama 50 menit dalam satu jam.
  • Belajar selama 5 menit setiap 15 menit selama 2 jam daripada belajar selama 40 menit dalam satu kali.

Menyebarkan waktu belajar kita dapat membantu kita untuk:

  • Meningkatkan konsentrasi dan perhatian kita saat belajar.
  • Meningkatkan ingatan jangka panjang kita tentang materi belajar.
  • Meningkatkan pemahaman kita tentang materi belajar.
  • Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kita saat belajar.

Menyebarkan waktu belajar kita bekerja dengan cara memanfaatkan efek spacing dan efek testing. Efek spacing adalah fenomena psikologis di mana informasi yang dipelajari dalam beberapa sesi yang terpisah lebih mudah diingat daripada informasi yang dipelajari dalam satu sesi yang panjang. Efek spacing terjadi karena setiap kali kita mengulang materi belajar, otak kita harus mengaktifkan kembali jalur saraf yang terkait dengan materi tersebut, sehingga membuatnya lebih kuat dan tahan lama. Efek spacing juga terjadi karena setiap kali kita mengulang materi belajar, otak kita harus mengatasi gangguan atau interferensi dari informasi lain yang ada di ingatan jangka pendek atau jangka panjang, sehingga membuatnya lebih mudah dibedakan dan diambil kembali.

Efek testing adalah fenomena psikologis di mana informasi yang diuji atau ditanyakan lebih mudah diingat daripada informasi yang hanya dipelajari atau dibaca. Efek testing terjadi karena setiap kali kita menjawab pertanyaan atau kuis tentang materi belajar, otak kita harus melakukan retrieval practice, yaitu mengambil informasi dari ingatan jangka panjang tanpa melihat kembali materi tersebut. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, retrieval practice dapat memperkuat jalur saraf di otak kita yang terkait dengan materi belajar.

Oleh karena itu, kita perlu menyebarkan waktu belajar kita dengan menggunakan jadwal ulangan yang bervariasi. Jadwal ulangan adalah rencana kapan kita akan mengulang atau menguji materi belajar yang sudah dipelajari sebelumnya. Jadwal ulangan yang bervariasi berarti tidak mengulang atau menguji materi belajar dengan interval waktu yang tetap atau sama, tetapi dengan interval waktu yang berbeda-beda dan meningkat seiring berjalannya waktu. Contoh jadwal ulangan yang bervariasi adalah:

  • Mengulang atau menguji materi belajar setelah 10 menit, 1 jam, 1 hari, 1 minggu, dan 1 bulan.
  • Mengulang atau menguji materi belajar setelah 5 menit, 15 menit, 30 menit, 1 jam, 2 jam, 4 jam, 8 jam, 16 jam, 1 hari, 2 hari, 4 hari, 8 hari, dan seterusnya.

Jadwal ulangan yang bervariasi dapat membantu kita untuk:

  • Meningkatkan efektivitas retrieval practice dengan menyesuaikan interval waktu dengan tingkat kesulitan materi belajar.
  • Meningkatkan fleksibilitas dan adaptabilitas otak kita dengan menghadapi variasi dan ketidakpastian dalam belajar.
  • Meningkatkan kesiapan dan kepercayaan diri kita untuk menghadapi ujian atau tes yang tidak terduga atau tidak terjadwal.

Menggunakan Teknik Elaborasi

Elaborasi adalah strategi belajar yang melibatkan penjelasan lebih lanjut tentang materi belajar dengan menggunakan kata-kata, contoh, analogi, atau hubungan sendiri. Elaborasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

  • Menjawab pertanyaan “mengapa” atau “bagaimana” tentang materi belajar.
  • Memberikan contoh nyata atau konkret yang berkaitan dengan materi belajar.
  • Membuat analogi atau perbandingan antara materi belajar dengan konsep lain yang sudah diketahui.
  • Menghubungkan materi belajar dengan pengalaman pribadi atau pengetahuan sebelumnya.

Elaborasi dapat membantu kita untuk:

  • Meningkatkan pemahaman kita tentang materi belajar.
  • Meningkatkan ingatan jangka panjang kita tentang materi belajar.
  • Meningkatkan transfer pengetahuan kita ke situasi baru atau berbeda.
  • Meningkatkan kreativitas dan imajinasi kita dalam belajar.

Elaborasi bekerja dengan cara memperkaya dan memperluas representasi mental kita tentang materi belajar. Representasi mental adalah gambaran atau model yang dibuat oleh otak kita untuk menyimpan informasi. Representasi mental yang lebih kaya dan lebih luas berarti memiliki lebih banyak detail, makna, dan koneksi dengan informasi lain. Representasi mental yang lebih kaya dan lebih luas memungkinkan otak kita untuk mengakses dan menggunakan informasi tersebut dengan lebih mudah dan lebih efektif.

Oleh karena itu, kita perlu menggunakan teknik elaborasi sebagai teknik belajar tambahan kita. Teknik elaborasi dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas informasi yang kita simpan di otak kita.

Menggunakan Teknik Interleaving

Interleaving adalah teknik belajar yang melibatkan bergantian antara topik atau jenis soal yang berbeda dalam satu sesi belajar. Interleaving berbeda dengan blocking atau pengelompokan, yaitu teknik belajar yang melibatkan mempelajari satu topik atau jenis soal secara berurutan dalam satu sesi belajar. Contoh interleaving adalah:

  • Mengerjakan soal matematika tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian secara acak daripada mengerjakan soal tentang penjumlahan dulu, kemudian pengurangan, kemudian perkalian, dan kemudian pembagian.
  • Mempelajari bahasa Inggris tentang grammar, vocabulary, reading, dan listening secara acak daripada mempelajari grammar dulu, kemudian vocabulary, kemudian reading, dan kemudian listening.
  • Mempelajari sejarah tentang periode kuno, klasik, pertengahan, modern, dan kontemporer secara acak daripada mempelajari periode kuno dulu, kemudian klasik, kemudian pertengahan, kemudian modern, dan kemudian kontemporer.

Interleaving dapat membantu kita untuk:

  • Meningkatkan pemahaman kita tentang materi belajar.
  • Meningkatkan ingatan jangka panjang kita tentang materi belajar.
  • Meningkatkan transfer pengetahuan kita ke situasi baru atau berbeda.
  • Meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan pemikiran kritis kita dalam belajar.

Interleaving bekerja dengan cara meningkatkan kesulitan dan keragaman dalam belajar. Interleaving membuat otak kita harus beradaptasi dengan perubahan dan variasi dalam materi belajar, sehingga meningkatkan keterlibatan dan perhatian otak kita. Interleaving juga membuat otak kita harus membandingkan dan membedakan antara materi belajar yang berbeda, sehingga meningkatkan pemahaman dan ingatan otak kita. Interleaving juga membuat otak kita harus mengaplikasikan pengetahuan yang sesuai dengan konteks atau situasi yang berbeda, sehingga meningkatkan transfer dan pemecahan masalah otak kita.

Oleh karena itu, kita perlu menggunakan teknik interleaving sebagai teknik belajar alternatif kita. Teknik interleaving dapat meningkatkan tantangan dan variasi dalam belajar.

Menggunakan Teknik Visualisasi

Visualisasi adalah teknik belajar yang melibatkan membayangkan konsep atau situasi yang berkaitan dengan materi belajar dengan menggunakan gambar, warna, bentuk, gerakan, atau suara. Visualisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

  • Membuat gambar atau diagram tentang materi belajar.
  • Membuat peta pikiran atau mind map tentang materi belajar.
  • Membuat sketsa atau storyboard tentang materi belajar.
  • Membuat animasi atau video tentang materi belajar.
  • Membuat musik atau lagu tentang materi belajar.

Visualisasi dapat membantu kita untuk:

  • Meningkatkan pemahaman kita tentang materi belajar.
  • Meningkatkan ingatan jangka panjang kita tentang materi belajar.
  • Meningkatkan kreativitas dan imajinasi kita dalam belajar.
  • Meningkatkan emosi dan motivasi kita dalam belajar.

Visualisasi bekerja dengan cara mengaktifkan area otak yang terkait dengan penglihatan, pendengaran, sentuhan, gerak, atau emosi. Area-area otak ini dapat membantu otak kita untuk menyimpan informasi dengan lebih baik dan lebih lama. Visualisasi juga bekerja dengan cara membuat representasi mental yang lebih menarik dan menyenangkan dari materi belajar. Representasi mental yang lebih menarik dan menyenangkan dapat membuat otak kita lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar.

Oleh karena itu, kita perlu menggunakan teknik visualisasi sebagai teknik belajar kreatif kita. Teknik visualisasi dapat meningkatkan keindahan dan kesenangan dalam belajar.

FAQ

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum (FAQ) tentang strategi belajar kritis untuk mempersiapkan otak untuk belajar:

Q: Apakah strategi-strategi ini berlaku untuk semua jenis materi belajar?

A: Ya, strategi belajar ini berlaku untuk semua jenis materi belajar, baik itu sains, matematika, bahasa, seni, musik, atau lainnya. Strategi-strategi ini bersifat umum dan fleksibel, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi masing-masing individu.

Q: Apakah strategi-strategi ini berlaku untuk semua tingkat usia dan pendidikan?

A: Ya, strategi belajar ini berlaku untuk semua tingkat usia dan pendidikan, baik itu anak-anak, remaja, dewasa, maupun lansia. Strategi-strategi ini didasarkan pada prinsip-prinsip dasar psikologi kognitif dan neurosains, yang berlaku untuk semua manusia. Strategi-strategi ini juga dapat disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan kompleksitas materi belajar.

Q: Apakah strategi-strategi ini membutuhkan alat atau sumber daya khusus?

A: Tidak, strategi belajar ini tidak membutuhkan alat atau sumber daya khusus. Strategi-strategi ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat yang sederhana dan mudah diakses, seperti buku teks, catatan, flashcard, kertas, pensil, komputer, internet, atau smartphone. Yang terpenting adalah niat dan usaha untuk menerapkan strategi-strategi ini secara konsisten dan teratur.

Kesimpulan

Belajar adalah proses yang penting dan bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan kita. Namun, belajar juga dapat menjadi proses yang sulit dan menantang jika kita tidak mempersiapkan otak kita dengan baik. Untuk itu, kita perlu menggunakan strategi kritis untuk mempersiapkan otak kita untuk belajar, yaitu:

  • Menetapkan tujuan belajar yang SMART.
  • Menggunakan retrieval practice atau latihan pengambilan informasi dari ingatan jangka panjang.
  • Menyebarkan waktu belajar kita dengan menggunakan jadwal ulangan yang bervariasi.
  • Menggunakan teknik elaborasi atau penjelasan lebih lanjut tentang materi belajar.
  • Menggunakan teknik interleaving atau bergantian antara topik atau jenis soal yang berbeda.
  • Menggunakan teknik visualisasi atau membayangkan konsep atau situasi yang berkaitan dengan materi belajar.

Dengan menerapkan strategi belajar ini, kita dapat meningkatkan kinerja dan hasil belajar kita. Kita juga dapat meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan kita dalam belajar. Kita juga dapat meningkatkan potensi dan kemampuan otak kita untuk belajar sepanjang hidup.

Semoga artikel ini bermanfaat dan selamat belajar!